SAKURA Japanese Learning Center, Bekasi dan Karawang

Home » 2008 » February

Monthly Archives: February 2008

Semuanya butuh pengorbanan

Kelelahan,kurang tidur,perubahan cuaca yg drastis membuat fisik dani melewati critical pointnya.dan akhirnya kemarin terkapar seharian jatuh sakit.

Namun alhamdulillah aku masih diberi kekuatan fisik untuk bertahan di masa-masa penuh kesibukan seperti ini.

Tidak semudah yg kita duga,tidak sesusah yg kita bayangkan..

Begitulah kira2 gambaran yang pas untuk memulai sebuah usaha,kesan yg aku ambil setelah menapakinya bbrp langkah.

Bekal yang paling besar nilainya adalah kemauan,kerjasama,kepercayaan,kerjakeras dan do’a.

Dengan modal itu alhamdulillah kami bisa melewati dua pertiga tahap untuk bisa launching toko shaffiya nya,dan alhamdulillah kami juga sudah bisa menjadi agen pakaian muslim/muslimah terkenal,Rabbani.dsb.

Thanks a lot for Dani’s sister,Ema,yg sudah buaanyak membantu utk guide kami di bandoeng..

Utk Mr.Dani dan aku sendiri,tidak usah sedih dan bermurung hati,setiap usaha pasti ada kesulitan di dalamnya.

yakinlah setelah kesulitan pasti ada kemudahan,seperti yang Allah janjikan.

salam topp…

makasih buat do’a dari teman semua

Poster yg dikirim generasi 9 smu plus,utk perlombaan.

img_0018.jpg

Seandainya saja kubuang impian itu(ep1)

Entah sejak kapan,aku begitu tertarik untuk bisa kuliah di negeri jepang,mungkin sejak di bangku SMP,saat itu aku sudah dimasuki wabah-wabah yang menyeretku kepada pemikiran yg mengharuskanku untuk menggantungkan cita-cita yang tinggi.Kala itu aku masih belum tahu ingin menjadi apa,tapi satu yang aku tahu,satu hal yang selalu diwanti-wantikan oleh ayahku yang seorang petani,dan ibuku yang seorang guru SD,jadilah seorang yang lebih baik dari orang tuamu.

Itulah kenapa aku berani menggantungkan cita-citaku setinggi bintang di langit.

Aku dilahirkan dan dibesarkan di sebuah keluarga yang terlatih disiplin dalam hal pendidikan,kakekku dari pihak ayah adalah seorang pembesar di sebuah desa kecil di wilayah jawa tengah,dan nenekku adalah seorang wanita jawa yang begitu ayu dan lembut yang konon masih mempunyai silsilah dekat dengan keraton yogyakarta.Kakekku dari pihak ibu adalah seorang penilik sekolah,sebuah jabatan puncak setelah melewati masa menjadi guru dan kepala sekolah,dan nenekku dari pihak ibu juga mantan guru dan juga kepala sekolah.Begitu juga saudara ibuku,dari tujuh bersaudara lima diantaranya berprofesi sebagai guru termasuk ibuku.Masa kecilku banyak kuhabiskan untuk menimba ilmu dari dari kakek nenekku.Yang kebetulan sekali rumah ayahku,keluarga ayahku dan keluarga ibuku hanya dipisahkan oleh jalan dan sebuah masjid di tengah-tengahnya.

Tidak jauh beda dengan saudaranya yang lain,latar belakang keluarga juga telah membawa Ibuku untuk menuntut ilmu utk menjadi seorang guru di sebuah SPG di kota terdekat dari desaku,setelah usai Ibuku pun mengabdi untuk menjadi seorang guru.

Ketika itu,mungkin usiaku belum genap 1 tahun,sambil mengayuh sepeda aku digendong dipunggung ibuku yang akan menuju ke desa sebelah untuk mengajar sebuah taman kanak-kanak.Setibanya di sana,aku di letakkan di sudut ruangan di tengah tumpukan alat-alat bermain dan ibuku memulai tugasnya untuk membimbing anak-anak kecil,yang tentunya lebih besar dariku saat itu:D.Kala itu aku belum mengerti apa yang ibuku ajarkan di depan kelas,tapi aku bisa mengerti kalo di sekelilingku selalu riuh dengan gelak tawa dan kegembiraan.

Begitulah keseharian masa kecilku,yang juga dialami adik laki-lakiku yang hanya berbeda 2 tahun denganku.Sejak kecil kami sudah dekat dengan dunia pendidikan…….

Aku tidak ingat persis di usia berapa aku mengalami masa-masa berkesan yang masih teringat hingga saat ini,tapi mungkin satu yang sedikit lebih lengkap ingatanku ttg masa kecilku di kampungku itu,yaitu masa di saat aku duduk di bangku taman kanak-kanak.Aku cukup beruntung dibandingkan anak-anak seusiaku kala itu,boleh dibilang aku cukup dimanja,hidup dalam keadaan yg tidak kekurangan,dibandingkan teman2ku yang di usia mudanya yang mungkin baru menginjak lima tahun,sudah harus membantu keluarganya berjualan di pasar dan berjualan es keliling untuk membantu menopang ekonomi keluarga orang tua mereka.

Walaupun demikian,aku tidak pernah merasa berbeda dengan mereka,aku senang bermain dengan mereka,aku senang ikut melakukan apa yang mereka lakukan,bahkan aku juga pernah ikut berjualan es keliling di tengah terik panas matahari,di siang hari aku tertidur kelelahan,es nya pun mencair dan dengan tersenyum kakekku memborong es ku semua:D.

Masa taman kanak-kanakku juga tidak jauh berbeda dengan kebanyakan yang dirasakan teman-temanku.Tapi satu hal yang selalu membuat aku rindu untuk kembali ke masa itu,yaitu kisahku dan sepupu laki-laki yang seusia denganku,dia anak budeku,sama halnya denganku dia juga dibesarkan dari keluarga yang disiplin terhadap pendidikan,kami masuk ke TK yang sama dan juga SD yang sama,..

Hari-hariku bersamanya selalu membuatku penuh dengan keirian,tidak hanya rupa yg menawan tapi dia juga mempunyai berbagai kelebihan,di usianya yang muda dia sudah di elu-elukan bakal menjadi seorang pelukis handal karena kehebatannya menggambar,dia juga mempunyai kepribadian yang aktif yang selalu dibanggakan guru-guru dan juga keluarganya.

Tapi keirian itu tidak pernah sekalipun membuatku minder dan berkecil hati,rasa iri yang aku rasakan membuat aku tidak pernah mau kalah dalam hal prestasi,rasa itu membuatku sadar untuk belajar lebih giat,..giat dan giat..

Namun ternyata sepupuku itu juga tidak pernah mau membiarkan aku mengunggulinya.Jadilah hari-hari di masa kecil kami penuh dengan semangat untuk saling berlomba menjadi yang terbaik.

Dan akhirnya aku tidak bisa mengalahkannya,pengumuman dari wali kelasku saat itu membuatku tahu,dia duduk diperingkat pertama dan aku hanya bisa mengiringinya di peringkat ketiga.

Ternyata itulah pengumuman yang terakhir yang kami tunggu-tunggu.

Kebersamaanku bersamanya dalam satu atap sekolah berakhir di kala kami baru menyelesaikan catur wulan pertama di kelas satu SD. Takdir Allah telah menentukan bahwa aku harus berpisah dengannya,bukan hanya aku,tapi juga keluargaku.Hingga saat inipun aku hanya bisa mengira-ngira kenapa Ayahku memutuskan untuk merantau,merantau ke negeri sumatera,tempat yang tak pernah bisa aku bayangkan saat itu.Yang aku tahu saat itu,sumatera adalah tempat yang jauuuh,bahkan aku juga tak bisa melihat walaupun aku berdiri di puncak bukit yang paling tinggi di desaku.Aku juga tidak tahu persis berapa jauh perantauan yang akan kami jalani,tetapi isak tangis dari kakek nenekku dan saudara-saudaraku membuat naluri kecilku seakan tahu,kalo kami akan berpisah dan tidak tahu kapan akan bertemu lagi….

……………………………………..bersambung————————-

Buah hatiku

Apakah engkau sedang mengajakku bercengkerama wahai buah hatiku?

Ketika Ayahmu membacakan rangkaian firman Allah untukmu

Ketika Ibumu memperdengarkan kepadamu lantunan ayat-ayat yang suci

Engkau kagetkan Ibumu dengan hentakan-hentakan kecilmu

Seolah engkau ingin segera hadir di tengah Ayah dan Ibumu,

Untuk ikut larut dalam syukur kepada Allah Rabb yang Maha mulia

Apa yang sedang engkau tuturkan wahai buah hatiku?

Apakah itu ungkapan rasa senangmu?

Di tengah getir dan gelisah,engkau membuat kami tersenyum..

Menyemai asa yang kian indah bersemi