SAKURA Japanese Learning Center, Bekasi dan Karawang

Home » 2009 » January

Monthly Archives: January 2009

I Love books…

Book is…omoide

Book is…sekai

Book is…takaramono

Book is...ai o afureru kokoro

Book is…kako e no time machine

Book is…mirai e no kakehashi..

Book is…aku dan kamu…

by gagat

Berkisah tentang buku,selalu saja membuatku harus jujur kalau aku benar-benar menyukainya..

Bagiku,buku mempunyai dimensi ruang dan waktu tersendiri yang bisa membawaku kepada sesuatu yang mengasyikkan..mampu menginspirasi dan mampu menggerakkan..

Sejak kecil,kesukaanku terhadap buku begitu besar..

Dulu aku termasuk anak yang kurang suka bermain ke rumah tetangga kalau hanya untuk bermain seperti anak-anak biasa,tapi berbeda ceritanya kalau pergi ke rumah tetangga untuk meminjam buku atau hanya sekedar numpang membaca buku.Rumah temen yang jauhpun akan disamperin.

Saat kecil,kehidupan kami sangat sederhana,ekonomi hasil sawah dan pegawai negeri sipil hanya pas-pas an untuk makan sehari-hari dan uang sekolah,hampir dipastikan nggak ada uang lebih untuk membeli buku.Satu-satunya cara untuk mendapatkan sumber bacaan ya dengan meminjam ke teman-teman.

Sebenarnya nggak ada buku khusus yang  kugemari,semua jenis buku bacaan akan saya baca tanpa filter.Isi buku itu baik atau tidak saat itu aku belum tahu,yang aku tau itu buku bacaan dan aku suka membaca,itu aja.Buku bacaan yang sering aku santap,mulai dari bacaan anak-anak seperti majalah BOBO,Donald duck,Kumpulan cerita Anak yang rutin dipinjam dari sekolah,dll.Hingga bacaan kategori untuk orang dewasa spt Sabili,tempo,wiro sableng(dan puluhan seri pendekar yang lain),kitab kisah orang sholeh,buku teks panduan kuliah D3 punya Ibu,agenda bapak,catatan pribadi Ibu:),dan sebagainya..Kalau dilihat sekarang,buku bacaan seperti itu mungkin kurang menarik,tetapi bagiku itu luar biasa,dan karena memang itulah yang ada,maklumlah kehidupan keluargaku dan juga orang-orang di sekelilingku bukanlah orang-orang borjuis,kami hanyalah kumpulan petani yang saat itu belum melek terhadap pendidikan,dan bacaan-bacaan yang adapun hanya yang sederhana-sederhana saja dan kurang variatif.Kesimpulannya boleh dibilang dunia kami dulu sebenarnya masih jauh dari dunia buku bacaan..

After 15 years,Now,dunia perbukuan seakan-akan berubah 179 derajat,bermacam jenis buku bermunculan seperti jamur sawit.Dunia penulisan sepertinya sudah punya tiket kebebasan dalam menulis,segala hal ada..politik,agama,kesehatan,pendidikan,novel,cinta..segala macem ada,versinya bermacam-macam pula.Dari yang isinya ilmiah berdasar keilmuan,sampai yang isinya hanya sekadar pendapat cetek para penulisnya.

Dunia revolusi buku ini juga sudah menjamah ke desaku.Buku sekarang begitu mudah mendapatkannya.Malahan aku sendiri punya toko buku.

Kalau dulu,bingung karena bacaan nggak ada,kalau sekarang bingung mana yang mau dibaca..?:D

Koleksi bukuku juga lumayan banyak,especially contents yang sifatnya religi,ada Manajemen qalbunya Ibnul qayyim,Kabair Galaksi dosa,Madarijus salikin,sirah shahabiyah,dan banyak yang lainnya,buku yang lainnya juga banyak,ada Marketing revolutionnya TDW,Kalau mau kaya Ngapain Sekolah karya Edy zaqueus,MBIG nya Jonru,dll..yang dalam bhs jepang juga ada beberapa,Mind Hacks nya Sasaki shogo,Matrix benkyouhou,Nou o ikasu benkyouhou(brain&study) Mogi kenichiro,Limited president nya Nozomi chan,kabe(the wall)nya Ishii hiroyuki,trus buku pelajaran juga banyak banget neh..hehe..

I Love books banget dah..

InsyaAllah,akan terus dan terus mencintainya..

Gagat

Jenis-jenis Kecerdasan,Anda termasuk yang mana?

enhanc1 Kalau saya,paling pas punya dua kecerdasan,Interpersonal dan Linguistik..walaupun tidak perfect,tapi jauh lebih dominan di banding yang lain..

Kalau anda bagaimana?coba dicek dulu jenis-jenisnya..

Kecerdasan Spiritual

Biasa juga disebut dengan SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memahami makna dan nilai tertinggi dalam kehidupan. Orang yang memiliki SQ adalah orang yang memiliki kemampuan dalam mengatur dirinya (self-organizing) dan kemampuan bawaan untuk membedakan antara yang  benar dan yang salah. Orang yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau emosional saja tetapi ia juga menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual. Oleh karena itu, Spiritual Intelligence memungkinkan anak mengetahui hal-hal yang bersifat  intuitif.

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis memungkinkan anak untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, mereka yang memiliki kecerdasan ini cenderung memiliki kemampuan dalam Mengkombinasi banyak nilai-nilai budaya.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan naturalis adalah berbicara banyak tentang binatang kesayangan, atau lokasi-lokasi alam favorit ketika bercerita di kelas, suka karya wisata di alam, ke kebun binatang atau ke museum purbakala, menunjukkan minat pada mata pelajaran yang berhubungan dengan sains, senang menyiram dan merawat tanaman, suka bermain di kandang kelinci, akuarium, atau rumah kaca, membawa binatang kecil/serangga, bunga, atau benda alam lain ke sekolah untuk dipamerkan kepada teman sekelas atau guru, dapat mengerjakan dengan baik tugas/pekerjaan yang bersinggungan dengan sistem kehidupan (misalnya topik biologi dalam pelajaran ilmu pasti, isu lingkungan dalam pelajaran ilmu sosial), menunjukkan minat pada ekologi, alam, tanaman atau binatang, bergabung dengan pecinta alam atau organisasi penyayang binatang dan menyerukan hak-hak binatang atau perlunya melindungi planet bumi di kelas.

Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan dimana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan intrapersonal adalah : menunjukkan kemauan yang keras, memahami dengan baik kekurangan dan kelebihan diri , memberi saran kepada teman yang mempunyai masalah, tidak mengalami masalah jika ditinggalkan bermain atau belajar sendirian, mampu belajar dari kegagalan atau keberhasilan yang pernah dialami, memiliki gaya hidup dan gaya belajar dengan irama tersendiri, memiliki perencanaan diri yang baik, lebih memilih bekerja sendiri daripada bekerjasama dengan orang lain, dapat mengekspresikan perasaan secara akurat dan memiliki penghargaan yang  baik  terhadap diri sendiri.

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.

Cirri-ciri lain dari kecerdasan interpersonal adalah : suka bersosialisasi dengan teman seusianya, berbakat menjadi pemimpin, menjadi anggota klub, panitia, atau kelompok informal di antara teman seusianya, mudah bergaul , senang mengajari anak-anak lain secara informal, suka bermain dengan teman seusianya, mempunyai dua atau lebih teman dekat, memiliki empati yang baik atau memberi perhatian lebih kepada orang lain, banyak disukai teman dan dapat memahami maksud orang lain walaupun tersembunyi.

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan; banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau mencipta lagu serta musik.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan musikal adalah : dapat menunjukkan nada yang tidak sumbang (dalam bernyanyi atau memainkan alat musik), memiliki suara yang merdu, mampu memainkan alat musik atau menyanyi bersama paduan suara atau kelompok, memiliki cara berbicara dan atau bergerak yang berirama, bersenandung tanpa sadar, menyanyikan lagu yang tidak diajarkan di kelas, bersemangat ketika musik dimainkan, mengetuk-ngetuk meja berirama saat sedang bekerja dan peka pada bunyi-bunyian di sekitar (misalnya; rintik hujan, suara klakson, dll).

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Orang-orang ini adalah para penari, aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan kinestetik adalah : selalu bergerak, mengetuk-ngetuk atau gelisah ketika duduk lama di suatu tempat, dapat membedakan materi penyusun dari barang yang disentuhnya (apakah terbuat dari kayu, besi, plastik, dll), suka bekerja dengan tanah liat, atau pengalaman yang melibatkan sentuhan tangan lain (misalnya, melukis dengan menggunakan jari), suka menari, berlari, melompat, gulat, atau kegiatan yang melibatkan gerakan motorik kasar lainnya, mampu menunjukkan kemahiran dalam bidang keterampilan, misalnya pertukangan, menjahit, atau memiliki koordinasai motorik halus yang baik dalam hal-hal lain, mampu mengekspresikan diri secara dramatis (seperti akting, pantomim, dll), suka membongkar-pasang barang dan lebih pandai dalam permainan gerak (lompat tali, kelereng, lari benteng, dll) dibanding teman seusianya.

Kecerdasan Spasial

Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan di antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping itu orang-orang dengan kecerdasan spatial pintar membaca peta, diagram dan bagan.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan spatial ini adalah : cepat menangkap bentuk dari gambar abstrak, suka berimajinasi yang melampaui teman sebayanya, pandai menggambar, lebih mudah belajar dengan gambar daripada teks, suka kegiatan seni grafis, lukis, seni patung dan desain, dapat membuat konstruksi tiga dimensi yang menarik, suka mengerjakan puzzle, labirin, atau kegiatan visual sejenis lain. membuat corat-coret di buku kerja, kertas, atau bahan-bahan lain dan bisa memahami gambar dilihat dari sudut pandang yang berbeda (misal; tampak atas, tampak samping, tampak depan, dll).

Kecerdasan Matematis-Logis

Kecerdasan Matematis-logis berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika, dan memecahkan masalah matematika, mereka seringkali menyukai komputer dan pemrograman.

Ciri-ciri lain dari kecerdasan ini adalah : banyak bertanya tentang cara kerja suatu hal, suka bekerja atau bermain dengan angka, lebih tertarik pada game matematika dan komputer dibandingkan permainan lain, suka mengerjakan teka teki logika atau soal-soal angka yang sulit, suka dan memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran matematika, sering melakukan percobaan mengenai ilmu pasti, pada saat pelajaran maupun pada waktu luangnya, suka membuat kategori, hierarki, atau pola logis lain, suka permainan catur, main dam, atau permainan strategi lain, mudah memahami rumus dan cara kerjanya serta tepat dalam mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari dan pandai menggunakan pengetahuannya dan memberi pendapatnya untuk memecahkan persoalan sehari-hari.

Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal  penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang berkaitan dengan cirri khas pada kecerdasan ini yaitu : mampu menuliskan pengalaman kesehariannya/pendapatnya secara lebih baik dibandingkan anak seusianya, memiliki kosa kata yang banyak dibandingkan anak seusianya dan menggunakannya dengan tepat, banyak membaca (buku, koran, majalah, artikel di internet, dan lain sejenisnya), banyak memberikan pendapat, masukan, kritikan, pada orang lain, mengeja kata asing dan baru dengan tepat, suka mendengarkan pernyataan-pernyataan lisan (cerita, ulasan radio, buku bersuara), menyukai pantun, permainan kata, serangkaian kata yang sukar diucapkan dan suka bercerita panjang lebar atau mampu menceritakan lelucon dan kisah-kisah.

Pembagian ini saya copy dari website pusat keberbakatan Psikologi UI

picture http://www.publicspeakingskills.com/pages/courses/enhancing-your-presentation-skills.htm

Otak senang yang serba fresh..

Lagi-lagi itu kata Mr.Mogi(Ahli Neurologi Jepang)[*buku brain&study]

Kalau sayuran yang fresh dan buah-buahan yang fresh,itu penting untuk kesehatan badan..

Tapi kalau otak,

Otak punya prilaku sendiri tentang kesukaannya pada sesuatu yang serba fresh..

Info yg fresh(baru) dan juga timing yang fresh adalah dua hal yang menjadi makanan favorit bagi otak.

Otak memang cenderung lebih suka terhadap hal-hal yang baru,bukan berarti hanya sesuatu yang baru muncul atau baru menjadi bahasan,tetapi semua hal yang baru diketahuinya.Ini karena memang manusia mempunyai fitrah sebagai Neophilia(suka sesuatu yang baru)-dijelaskan dalam berbagai buku-.

Otak juga suka nih sama saat-saat yang segar atau timing yang fresh.Timing seperti apa sih?

Timing ini sering dateng di mana saja,di kamar,di jalan,bahkan di toilet..

Timing ini adalah timing di saat di kepala kita terlintas sesuatu yang tidak kita ketahui atau saat terbentur istilah-istilah yang kurang paham,..itulah timing yang fresh buat otak,timing yang paling tepat untuk memasukkan info baru.

Otak bisa diibaratkan seperti”ojek yang udah standby..siap berangkat kapan aja”.Nah info baru ini ibarat”calon penumpang”.Dan kitanya yang punya usaha perojekan.Tugas kita cepat-cepat mencari penumpang yang diperlukan,naik ke motor,berangkat..ojekpun jadi senang.Kitanya juga senang.

Ketika kurang paham terhadap sesuatu,langsung cari tahu penjelasannya..secepat mungkin..jangan sampai menunggu hingga berhari-hari.Jika dengan segera kekurang tahuan itu terobati,akan keluar dari sel-sel saraf senyawa dopamine,itu menandakan otak senang menerima info baru di saat timing yang masih fresh…

Untuk berubah itu,pentingkah kesadaran?

changesUntuk berubah itu bukan dengan merubah kesadaran,tapi buatlah keadaan yang memaksa untuk berubah”..by Ganesha dalam buku yume o kanaeru zou.

Kata-kata Ganesha ini begitu masuk akal dan terlalu banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dijelaskan dengan ungkapan tersebut.

Akhir-akhir ini target praktikum saya di lab jarang tercapai,yang seharusnya bisa selesai 2 hari akhirnya molor hingga 4 hari dan itupun akhirnya harus lembur hingga malam.

Saya tahu penyebabnya,dan saya sadar..tapi ternyata itu saja tidak cukup,kesadaran saya terlalu lemah untuk menghasilkan langkah yang konkrit.Bukan hanya saya,tapi memang kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk berubah kalau hanya mengandalkan kesadaran dalam diri saja.Lho kok?

Penyebab molornya praktikum saya itu karena setiap praktikum saya membawa laptop yang selalu disambungkan ke internet.Ternyata Laptop berinternet inilah yang sering membuat ritme praktikum terganggu.Di sela praktikum,yang niatnya sambil mengisi waktu kosong di saat menunggu alat sedang beroperasi,mengecek email dan membaca beberapa artikel di internet..namanya dunia internet tentunya banyak saja pengetahuan dan hal-hal yang menarik,tanpa sadar waktu terulur lama,padahal alat praktikum sudah beberapa menit lamanya selesai.Hal seperti ini terus berulang,dan ternyata waktu lebih banyak habis di depan layar ketimbang praktikum,dan ternyata badan malah mudah lelah.

Kesadaran untuk fokus ke praktikum sambil membawa laptop ternyata SULIT.

Nah untuk mengatasi masalah ini sayacoba  praktikan nasehat Ganesha,rubahlah keadaannya!,

Ya sudah akhirnya saya tinggalkan saja laptop di rumah,untuk meninggalkan laptop relatif sangat mudah ketimbang saya harus bertarung untuk merealisasikan kesadaran.

Hasilnya ternyata luar biasa,di lab saya jadi lebih bisa fokus ke praktikum,Laptop yang selama ini menjadi sumber masalah sudah tidak ada.Kerjaan yang perlu dilakukan satu-satunya di lab ya tinggal praktikum.Inilah yang dinamakan keadaaan yang memaksa.

“Untuk merealisasikan kesadaran ternyata begitu sulit dan melelahkan,tetapi untuk merubah keadaan itu relatif mudah dan menyenangkan”..gagat

Kenyataannya memang begitu ya,kesadaran untuk berubah itu mudah melemah,ketika malas datang akhirnya keinginan untuk berubah pun jadi menurun,ketika marah,lelah,kurang mood,atau mood tidak bagus,keinginan untuk berubahpun jadi berkurang atau mungkin lebih tepatnya keinginan yang dibarengi perbuatan yang akan sangat menurun.Di sini yang semakin menjadi beban adalah ketika kita sadar kalau kita harus berubah tapi ternyata kita sedang malas.Akhirnya kesadaran yang ada hanya akan membebani otak,ujung-ujungnya  malah semakin malas.

Contoh yang lain misalnya:Jika ingin berhenti menonton TV,bukan dengan cara meyakinkan diri “hari ini saya ga akan nonton TV!!”,tapi..cabut plugnya,simpan remotenya,atau bila perlu jual TVnya..hehe..sebisa mungkin buatlah keadaan semakin tidak memungkinkan anda untuk menonton TV..

Menarik bukan?

Gagat sukmono

Inovator..

picture http://www.sbannister.com/blog/?p=169

Sandiwara langit:Buku yang sangat layak diburu,untuk dibaca

Tadi Rekan Lab saya ngasih rekomendasi buku,judulnya Sandiwara Langit,katanya isi buku baguuuus banget,sayapun jadi sangat tertarik.Saya masukin ke list buku yang sedang diburu.

Searching diberbagai sumber online(blog) ternyata sudah banyak yang menulis resensi isi bukunya,di antaranya inilah yang saya pilih sebagai referensi yang sangat menarik dan penulisan yg bagus.

Saya ambil dari blog Musafir kecil(klik)

Silakan dibaca resensinya,memang luar biasa.

Sandiwara Langit

Judul Buku : Sandiwara Langit

Tebal Buku: 200 halaman

Penulis: Al Ustadz Abu Umar Basyier

Penerbit: Shofa Media Publika

Resensi Sederhana menurut musafir kecil

Saya akan mulai dengan pengantar dari penerbit yang bagi saya cukup mewakili untuk menggambarkan buku ini, dan berikutnya akan saya tuliskan beberapa sinopsis singkat dari paragraf-paragraf penting yang terdapat dalam bab-bab buku ini.

Adalah Rizqaan, tokoh utama dalam buku ini, salah satu contoh, dari segelintir umat manusia yang secara apik dianugerahi kekuatan dalam menjalani semua takdirnya, yang teramat berat dan sakit menyayat, namun begit penuh hikmah na harum dan indah memikat.

“Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperolah kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut istrinya.” (Riwayat Ahmad dan Abu dawud)

Ia adalah pemuda shalih, yang berjuang keras menyelamatkan diri dari fitnah membujang, dengan segera menikah dengan segala keterbatasan yang ada. Modal belum ada, pekerjaan pun tak punya. Dan Halimah pemudi yang juga shalihah, putri pak rozaq, seorang pengusaha kaya raya menjadi pilhannya. Meski dari keluarga apa adanya, sebagai muslim idealis, ia tak gentar menemui keluarga Halimah, untuk maju meminang. Terkesan nekat, tetapi begitulah, selama itu adalah kebenaran yang diyakin, pantang bagi rizqaan untuk bersurut langkah.

Keunikan kisah ini, dimulai ketika pak rozaq mau menikahkan mereka, namun dengan satu syarat. Bila dalam sepuluh tahu ia tidak bisa “sukses” (baca: kaya raya menurut barometernya) dan “membahagiakan” Halimah, maka ia harus menceraikannya.

Ah, hidup memang benar-benar penuh hal tak terduga, yang kadang begitu sulit dipercaya. Yang tak jarang memaksa kita untuk menerima realita, bahwa itu memang benar terjadi adanya. Selama sepuluh tahun itu, mereka makin menemukan cinta sejati, cinta hanya karena dan kepada Allah semata. Makin kuat, mengakar dan menghebat, lebih dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Mengokohkan jiwa mereka dan menhadapi segala badai yang menerpa, dari kematian ayah Rizqaan dala kebakaran pabrik, yang juga membangkrutkan usahanya, hingga berujung pada perceraian yang dipaksakan, demi menepati perjanjian. Atau kisah kematian Halimah yang begitu dramatis, sampai kebesaran hati Rizqaan memaafkan ‘dalang’ penyebab kebakaran sekaligus kematian ayahnya.

Yang istimewa, cerita yang tersaji dalam buku ini, adalah pemaparan kembali dari kisah nyata yang-insyaAllah- benar-benar terjadi, untuk bersama kita petik hikmahnya. Makin memikat, saat penyusun kisah, Ustadz kami Abu Umar Basyier Al-maedany, juga menyisipkan dalil-dalil Al Qur’an dan Assunnah untuk makin memperkuat bahasan.

Sangat berbeda dengan buku “sejenis” yang terlanjur meracuni umat, dengan kisah fiktif, sandiwara atau satra penuh rekayasa. “Racun” tersebut semakin kabur dan sulit dikenali, dengan pelabelan Islami yang sangat dipaksakan, entah itu pada novel maupun cerpen murahan dan kawan-kawannya. Bagaimanapun, secara umum Islam tidak pernah mengajarkan dusta untuk mencapai –semulia apapun- tujuannya.

Sinopsis singkat (bagian warna adalah kutipan dari buku)

Pria Muda yang ingin menikah

“Begini ustadz. Usia saya sekarang baru 18 tahun. Namun terus terang, saya sudah ingin sekali menikah. Saya khawatir terjebak dalam perzinaan, bila saya harus menunda menikah lebih lama lagi.” Tanpa sungkan pemuda itu menceritakan keinginannya. Cerita itu sendiri sejatinya sudah memuat pertanyaan. Namun saya ingin tahu lebih jauh. Saya biarkan dia terus bercerita.

“Saya sadar, saya masih terlalu hijau untuk menikah. Tapi saya lebih sadar, bahwa tanpa menikah, saat ini saya merasa tidak kuat menahan godaan syahwat. Saya telaten puasa dawud satu tahun ini, untuk menjalankan sunnah Rasul. Gejolak itu memang teredam sebagiannya. Namun yang masih tersisa begitu kuat. Dan saya merasa tersiksa. Apa saya sudah layak menikah ustadz?”

Berikutnya terjadi tanya jawab antara pemuda tersebut dan sang ustadz, seputar pernikahan, kondisi pemuda tersebut yang memang belum mapan, dan tidak mempunyai pekerjaan, dan kemauan dari calon mertuanya untuk menikahkan putrinya dengan pemuda yang sudah mapan. Sang ustadz pun menyarankan agar pemuda tersebut memusyawarahkan hal tersebut dengan orang tua sang calon.

Kesepakatan atau perjudian?

“Calon mertua saya itu ternyata orang yang berpendirian kuat, tapi ambisius. Ia bersedia menikahkan saya dengan putrinya, tapi dengan sebuah tantangan.”

“Tantangan”

“Ya. Ia menantang saya, dengan justru tidak akan membantu kami, bila kami menikah. Ia memang bukan konglomerat ustadz, tapi hidupnya sangat berkecukupan. Setidaknya ia bisa membantu kami bila suatu saat kami hidup kesusahan. Dan ia sesungguhnya tak ingin putrinya hidup serba kekurangan sepanjang hayat. Tapi bila sudah berkeluarga, ia ingin putrinya tidak lagi bergantung kepadanya. Ia menantang bahwa dalam sepuluh tahun saya harus dapat memberi penghidupan yang layak buat putrinya. Kami sudah harus memiliki kehidupan yang berkecukupan. Bila tidak, ia meminta saya menceraikannya. Dan uniknya ia meminta hal itu diucapkan saat akad nikah, sebagai syarat”

Pemuda dan sang ustadz kemudian berdialog tentang hukum adanya syarat seperti itu.

Sosok kedua tokoh utama (dalam 2 bab)

Pada bab berikutnya, digambarkan latar belakang kehidupan pemuda shalih bernama Rizqaan ini dan juga pemudi shalihah bernama Halimah, yang nampaknya mempunyai beberapa kesamaan dan idealisme yang membuat mereka cocok satu sama lain. Rizqaan adalah seorang penuntut ilmu yang gigih yang langka dimana dikala kalangan pemuda yang lainnya larut dalam kehidupan dunia muda dengan beragam fenomenanya. Halimah adalah sosok muslimah yang teguh menjalani fitrahnya menjadi seorang muslimah kaffah dilingkungan keluarga yang jauh dari nilai agama.

Lembar-lembar kehidupan (dalam beberapa bab)

Dan bab-bab selanjutnya adalah torehan tinta dari perjalanan panjang dan melelahkan dari babak-babak kehidupan dua orang muda-mudi dalam mengayuh dayung sebuah biduk kecil bernama rumah tangga yang mereka bangun dengan dasar ketaqwaan kepada Rabb mereka. Bermacam ujian dan cobaan yang digambarkan, namun senantiasa dihadapi oleh mereka dengan suatu sikap yang sudah selayaknya dimiliki oleh seorang muslim. Juga sampai pada masa-masa cobaan yang mereka sudah bukan dalam bentuk kesulitan namun justru suatu nikmat yang bisa saja menjerumuskan mereka ke jurang kenistaan.

Rizqaan memulai perjuangannya memberi nafkah kepada istrinya dengan mencoba berdagang menjajakan roti dari suatu pabrik dari sedikit modal yang dimilikinya. Kedua insan ini memulai hidup dalam keprihatinan, namun mereka tetap sabar dan yakin akan ketentuan yang diberikan Allah kepada mereka. Dari mulai diceritakan saat-saat mereka hanya makan nasi putih dengan garam dan bawang goreng, dan bermacam cobaan lainnya. Berkat kegigihan dan kejujuran Rizqaan dalam berdagang, juga kesabaran Halimah istrinya untuk menerima keadaan mereka dan keuletannya me-manage keuangan rumah tangga. Pelan tapi pasti kehidupan keduanya berangsur membaik. Rizqaan menjadi penjual roti keliling yang sukses, berkat kejujurannya dan teguhnya memegang prinsip agamanya untuk tidak berdekatan dengan segala hal yang berbau haram maupun syubhat yang melingkupi bidang pekerjaannya. Rizqaan adalah tipe pekerja keras, namun ia bukanlah hamba dunia. Ia bekerja keras untuk mendapatkan dunia, namun ia berniat menundukkan dunia itu agar menjadi ladang akhirat baginya. Kehidupan ruhaninya yang dulu pun tak menjadi rusak dikarenakan kesibukannya mencari harta, bahkan Rizqaan yang hanya lulusan SMA ini telah menjelma menjadi sosok yang layak menyandang gelar Al-Ustadz.

Kebahagiaan keduanya lengkap tatkala mereka mendapatkan keturunan dari Allah Ta’ala. Bisnis Rizqaan semakin maju, hingga kini Rizqaan sudah bukan lagi penjaja roti keliling tapi sudah menjadi seorang pengusaha roti yang mempekerjakan beberapa karyawan. Omzetnya pun bukan lagi puluhan ribu seperti ketika awal-awal ia merintis usahanya, namun sudah menjadi puluhan juta. Kerikil-kerikil tajam sudah barang tentu menjadi selingan dalam kehidupannya.

Gemuruh prahara

Pada bulan keenam tahun kesepuluh pernikahan mereka adalh puncak kebahagiaan yang mereka rasakan, tidak ada lagi kesusahan dalam hidup mereka. Rizqaan sudah menjadi seorang pengusaha sukses. Rumah mereka bukanlah rumah petak kontrakan ala kadarnya, namun sudah menjadi rumah mewah dengan pabrik roti di belakangnya. Akhirnya memasuki bulan kesebelas kehidupan yang mereka jalani terasa begitu lambat ketika mereka berusaha untuk mempertahankan kehidupan mereka dan menunggu hingga saat tiba bagi Rizqaan untuk membuktikan janjinya kepada mertuanya. Hingga suatu malam tiba, dimana malam itu pada bulan kedua belas dan hari “H” tinggal hanya dua hari lagi terjadi musibah besar yang memporak-porandakan kehidupan yang selama ini mereka bagun dengan susah payah. Kebakaran melanda pabrik dan rumah mereka, hingga menjadikan ayah Rizqaan meninggal dunia. Belakangan di akhir cerita diceritakan, bahwa kebakaran tersebut merupakan ulah dari saudara jahat Halimah yang bernama Asyraf agar ayahnya memenangkan perjanjian dan Halimah menikah dengan lelaki lain yang lebih kaya.

Badai Susulan

Baru beberapa dua hari berselang dari musibah kebakaran tersebut, musibah lain datang menyapa. Hari itu adalah hari final dari perjanjian yang diucapkan Rizqaan saat akad nikah sepuluh tahun yang lalu. Sang mertua (Bapak Halimah) dengan kejamnya menagih janji dari Rizqaan dan menyatakan bahwa Rizqaan tidak dapat memenuhi janjinya, karena saat ini Rizqaan telah menjadi seorang yang bangkrut. Akhirnya dalam pergulatan batin yang hebat sebagai seorang muslim dan muslimah yang menaati Allah dan Rasulnya. Mau tak mau mereka harus menepati janji mereka.

“Halimah istriku……..” ujar Rizqaan, dengan napas tercekat.

“Ya, abuya. Kakanda. Suamiku.” Balas Halimah, tak kalah pedihnya.

“Dihadapan Allah. Atas Dasar ketaatan kita kepada-Nya. Dengan harapan Allah akan memperjumpakan kita di Surga kelak dalam sejuta keindahan yang melebihi segala yang pernah kita rasakan berdua. Atas dasar cinta kasih kita yang suci. Atas dasar kepedihan hati yang mendalam, yang hanya Allah yang mengatahuinya: SAYA MENALAQMU ADINDA.”

Meski tabah, tapi mau tidak mau tangisan Halimah meledak, tak terbendung lagi. Ia menagis terisak-isak. Ia tak pernah membayangkan, bahwa kesetiaannya kepada suami akan berujung pada kepedihan seperti ini. Ya Allah Ya Rabbi. Kami yakin, berkah sesungguhnya adalah pada cinta-Mu kepada kami. Kami merindukan cinta-Mu. Hati Rizqaan dan Halimah berbisik lirih.

Lembaran-lembaran baru kehidupan Rizqaan, Halimah dan Nabhaan anak mereka

Pada bab-bab selanjutnya dikisahkan bagaimana Rizqaan merintis kembali usahanya yang telah hancur dengan sekuat tenaga dan ketabahannya menghadapi cobaan. Juga dikisahkan bagaimana kehidupan Halimah selanjutnya selepas menyandang predikat sebagai seorang janda yang sangat tidak dia harapkan. Tak lupa bagaimana rintihan putra mereka Nabhaan yang saat itu berusia delapan tahun ketika menanyakan kenapa kehidupannya tidak bisa bahagia seperti dulu lagi. Sampai pada suatu saat, ketika ada seorang duda kaya raya anak seorang pejabat yang mengutarakan keinginan untuk menikahi Halimah. Dikisahkan inilah sebab mengapa Asyraf, abang Halimah, melakukan perbuatan keji merusak kehidupan rumah tangga Rizqaan dan Halimah. Namun entah apa yang dibicarakan oleh Halimah, duda tersebut dan ayahnya, ketika mereka berniat melamar Halimah, sehingga menjadikan mererka mengurungkan niat untuk melamarnya. Saat diceraikan oleh Rizqaan, halimah sedang mengandung anak kedua mereka, dan saat menjadi janda kondisi kesehatan Halimah menjadi memburuk dan ternya Halimah telah divonis menderita leukimia (kanker darah) dengan diagnosa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Hari-hari berlalu sampai suatu ketika Ayah Halimah menyadari bahwa Halimah tidak akan bisa menikah dengan lelaki lain selain Rizqaan.

Ending yang mengharukan

Suatu ketika Halimah dan kedua orang tuanya berkunjung ke rumah Rizqaan yang kini telah mapan kembali.

**************************************

“Kami datang, untuk sebuah keperluan yang mungkin tak pernah kamu duga ananda. Setelah perdebatan panjang, dan banyak kisah-kisah di sekitarnya, kami berniat, akan menikahkanmu kembali dengan putri kami, Halimah…..”

“A….pa…? menikahkanku kembali dengan Halimah” Rizqaan tergagap. Ia tak mampu berbicara. Ada kelebatan sinar menyapu otaknya. Sehingga ia nyaris hanya bisa terpaku karena kegembiraan yang tidak terkira.

*************************************

“Abuya….”

“Maaf, aku belum menjadi suamimu lagi….” sela Rizqaan

“Izinkan aku tetap memanggilmu Abuya. Aku tak terbiasa dengan panggilan lain.”

“Baiklah. Ada apa Adinda?”

“Abuya. Apakah abuya siap menikahiku lagi?”

“Adinda Halimah, kenapa aku tidak siap? Dari dulu aku tak pernah berniat menceraikanmu. Aku senantiasa mencintaimu. Hanya karena kita bukan suami istri lagi, aku selalu menindih rasa cintaku itu sekuat mungkin. Tapi bila diberi kesempatan menikahimu lagi, aku tak mungkin menolak.”

“Meskipun misalnya aku memiliki kekurangan yang tidak kumiliki sebelumnya?”

“Kekurangan apa Adinda?”

“Jawab dulu pertanyaanku.”

“Ya. Aku akan menikahimu dengan segala kekuranganmu yang ada. Selama itu bukanlah cacat dalam agamamu yang tidak dapat diperbaiki.” Ujar Rizqaan tegas.

“Abuya. Aku ingin Abuya menikahiku. Karena aku ingin mati dalam keridhaan seorang suami shalih…..” Halimah berhenti sejenak. Ada keharuan yang membuatnya tercekat, sehingga sulit bicara.

“Abuya bisa segera menikahiku. Tapi aku tak tahu, apakah keinginan itu akan tetap ada, setelah Abuya mengetahui kekuranganku sekarang. Abuya, aku baru saja satu minggu yang lalu melakukan check up. Dan aku terbukti mengidap leukimia…” sampai disitu, Halimah terisak. Ia tak mapu melanjutkan bicaranya.

Rizqaan merasa tersentak. Tapi demi Allah, ia tak sedikit pun merasa sedih. Kegembiraan bisa kembali bersama istrinya, tak bisa terkalahkan oleh kesedihan atas kondisi Halimah tersebut.

“Dokter mengklain bahwa usiaku tak akan lebih dari 3-4 bulan saja….” kembali Halimah menangis.

“Aku tidak peduli. Umur ada di tangan Allah. Manusia hanya mapu mengira-ngira. Nyawaku, bisa saja lebih dahulu terenggut daripada nyawamu. Aku akan segera menikahimu. Biarlah Allah yang menentukan akhir perjalanan hidup kita. Bagiku, hidup atau mati bersamamu, dalam “kecintaan” Allah adalah sebuah kenyataan yang paling penuh berkah”. Rizqaan berbicara dengan kayakinan kokoh membelit jiwanya.

*******************************************

Rizqaan dan Halimah kembali hidup berbahagia. Mereka kembali mengulang masa-masa penuh keceriaan di antara mereka. Satu bulan kemudian, anak mereka yang kedua lahir. Ia seorang bayi perempuan yang cantik. Mirip ibunya, Halimah. Bayi itu dilahirkan dengan cara normal. Bayi maupun ibunya sama-sama selamat.

*******************************************

Kebahagiaan mereka berlanjut, sampai suatu ketika datang berita bahwa abang Halimah, Asyraf menjadi buronan polisi dikarenakan kasus narkoba, dan juga berita tentang dalang penyebab kebakaran yang menewaskan ayah Rizqaan. Karuan berita itu membuat kegembiraan mereka semua hilang. Ayah Halimah yang kini menjelma menjadi orang baik hati marah besar kepada anaknya tersebut. Dan Halimah seketika jatuh pingsan dan sakit.

******************************************

Sore menjelang Maghrib, Halimah terbangun. Disampingnya duduk Rizqaan. Sementara di depannya, Ayah dan ibunya duduk diatas kursi plastik. Mereka semua cemas menantikan kesadarannya. Seorang dokter perempuan –yang sengaja diundang ke rumah- mendekatinya. Memeriksa nadinya, lalu memberikan suntikan di bagian lengannya.

“A…..Abuya….” Halimah berkata lirih.

“Aku disini Adinda”

“Alhamdulillah. Apakah sudah maghrib? “tanya Halimah.

“Belum. Masih kira-kira sepuluh menit lagi.”

“Abuya…”sapa Halimah pelan.

“Ada apa Adinda.”

“Apakah Abuya masih mencintaiku?”

“Tentu Adinda. Aku selalu mencintaimu karena Allah.”

“Aku juga mencintaimu karena Allah, Abuya.” Halimah diam sejenak lalu ia bertanya lirih.

“Apakah engkau akan tetap bersabar atas segala yang menimpa kita, Abuya?”

“Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar, Adinda….”

“Abuya. Jawablah pertanyaanku.”

“Ya. Apa Adinda?”

“Apakah engkau meridhaiku sebagai Istri?”

“Sudah tentu Adinda. Suami mana pun akan meridhai istri seshaliha dirimu. Setaat dirimu. Sepatuh dirimu. Kamu bukanlah wanita yang tak memiliki kekurangan atau kesalahan. Tapi dengan keshalihanmu, ketaatanmu, kepatuhanmu, aku senantiasa ridha terhadapmu…..”

“Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shaalihaat. Aku ingin termasuk di antara wanita yang disebutkan dalam Hadits.”

“Bagaimana itu Adinda?”

أًَيُّمَا امْرَ أًَ ة مَا تَتْ وَ زَ جُهَا عَنْهَا رَا ض د خَلَت الْجَنَّهَ

“Wanita mana pun yang meninggal dunia sementara suaminya ridha kepadanya, ia pasti masuk surga.”

Halimah mengucapkan Hadits itu sedemikian fasihnya. Arab, berikut terjemahannya.

“Semua wanita shalihah, mengidamkan hal itu Adinda, dengan izin Allah, Adinda akan termasuk di dalamnya.”

“Allahumma amien. Abuya, sekarang aku puas. Apaun yang terjadi atas diriku, kini aku sudah kembali menjadi istrimu. Aku telah berdo’a setiap malam, agar aku bisa berdampingan dengan suami yang shalih. Sehingga kalaupun mati, aku akan mati dengan keridhaan Allah kemudian dengan keridhaan suamiku…..” Halimah berhenti sejenak.

“Abuya, betapa indahnya bila Allah betul-betul mencintai kita. Aku ingin dengan cinta-Nya, kita berdua menuai bahagia seutuhnya. Kebahagiaan yang bukan Cuma di dunia, tapi juga di akhirat.”

Halimah menghela nafasnya yang terasa begitu berat.

“Abuya bila aku sudah tiada, berjanjilah untuk senantiasa berjalan di atas ajaran Allah. Didiklah anak kita, dan berbaktilah kepada orang tua….”

“Jangan berkata begitu Adinda….” Rizqaan menyela.

Halimah memberikan isyarat dengan tangannya, agar Rizqaan tidak bertanya apa-apa.

“Berjanjilah Abuya…..”

“Aku berjanji Adinda. Tanpa berjanji pun, ketaatan kepada Allah adalah janji seluruh manusia saat mereka berada dalam perut ibu mereka….” ujar Rizqaan.

“Alhamdulillah…….”

“Abuya….tabir itu mulai terbuka…..Aku mencintaimu, Abuya. Abuya tak perlu meragukan cintaku. Tapi aku lebih merindukan Allah. Bila ini kesempatanku bersua dengan-Nya. Aku tidak akan menyia-nyiakannya sedikit pun…….”

“Adinda….”

“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”

“Adinda….”

“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”

“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”

“Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”

Suara tahlil itu semakin lembut dan syahdu dari mulut Halimah. Terus menerus. Semakin lama, semakin lemah. Namun semakin syahdu. Sampai akhirnya suara terakhir terdengar, masih sama, “Laa ilaaaha illallah…muhammadurrasulullah……”

Usai berakhirnya suara itu, nafas Halimah terhenti. Di tengah keheningan kamar di rumah mereka, yang masih tercium bau catnya. Karena belum lama dibangun Halimah mengehembuskan nafas terakhirnya. Sang ibu menjerit. Sang bapak menangis. Rizqaan juga tak kuasa menahan air matanya yang tiba-tiba mengalir deras. Pernikahannya dengan Halimah yang merupakan masa kembalinya kebahagiaannya yang beberapa saat nyaris lenyap, kini nyaris terenggut kembali. Tapi kepergian Halimah dengan kondisi yang menyemburatkan aurat Surga, membuat hatinya terasa nyaman. Ia bersedih, tapi juga berbangga dengan istrinya. Kesedihannya pupus perlahan karena rasa bangga bercampur rasa iri yang menyejukkan jiwanya. Betapa berbahagia Halimah.

Tak lama kemudian, adzan maghrib terdengar. Mereka mendengarkannya dengan khusyu’. Saat lantunan adzan berhenti, Ayah Halimah mendekati Rizqaan. Ia manatap menantunya yang sekian lama ia kecewakan. Sekian lama ia perangkap dalam kesukaran dan penderitaan. Pria yang –dengan seizin Allah- telah mengubah wujud putrinya, sehingga menjelma menjadi wanita shalihah begitu setia pada kebenaran. Ia menatap pemuda itu. Air matanya menetes tak terbendung. Penyesalan membuncah sehingga nyaris membakar otak. Ia nyaris bisu dalam suasana hati yang kuyup penyesalan.

“Duhai, seandainya aku masih memilki putri yang lain. Pasti aku akan menikahkannya denganmu, ananda.” Ujar ayah Halimah kepada Rizqaan.

“Halimah sudah cukup bagiku pak. Nikahkanlah aku kembali dengan putrimu itu pak.”

“Aku sudah melakukannya dua kali ananda…..”

“Cobalah untuk yang ketiga kalinya pak…”ujar Rizqaan lirih.

“Itu bukan lagi hakku ananda. Biarlah Allah yang akan menikahkanmu dengannya di Surga kelak. Relakanlah kepergiannya saat ini. Semua kita toh pasti akan mati juga. Gapailah Surga dengan amal ibadahmu. Dengan ketulusan hatimu. Hanya dengan itu Allah akan berkenan mempertemukanmu kembali dengannya…..”

Rizqaan tersenyum.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي

وَادْخُلِي جَنَّتِي

Hai jiwa yang tenang

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

masuklah ke dalam syurga-Ku.

****************************************

Buku ini saya baca ba’da zhuhur dan selesai menamatkan lembar demi lembar halaman penuh hikmahnya selepas ashar. Sungguh saya berarti telah membohongi diri sendiri bila tidak menitikkan air mata terhanyut dalam episode perjalanan kehidupan anak manusia yang subhanallah sangat layak dijadikan bahan pelajaran ini.

Wahai saudara-saudariku seiman, saya tidak akan mengingkari bahwa novel, cerpen, dan cerita berlabel Islami lainnya dapat diambil hikmahnya. Bahkan menurut kalian hal itu bisa dijadikan sarana dakwah kepada orang-orang yang belum mengenal Islam dengan sekelumit kaidah-kaidah syar’iyah di dalamnya. Tidak wahai saudara-saudariku, saya juga pernah terlarut di dalam menikmati beragam karya sastra tersebut, bahkan dari pengarang kafir dan atheis sekalipun saya pernah menikmatinya. Tetapi sekali lagi, tujuan tidaklah menghalalkan cara, dan kebaikan tidak akan diperoleh dengan jalan yang bathil. Maafkan saya, dalam hal ini saya tidak sependapat dengan kalian, karena hal ini telah jelas seperti layaknya sinar mentari yang terang benderang yang menerangi suatu jalan yang lurus.

Resensi selesai dibuat selepas Isya’ 22 Rajab 1429 H

Blog reference: http://kaspo.wordpress.com/2008/07/26/sandiwara-langit/


Bagi yang mau pesen bukunya silakan kontak kami..

@Untuk wilayah jepang–>Email ke gats_akira[at]yahoo.com,Y!M gats_akira

@Untuk wilayah Indonesia–>Email ke toko_shafiyya[at]yahoo.com,Y!M abu_fauzi_altoari atau henry_alfitrah

To Centrair

img_0923 Senin kemarin Jalan-jalan sama Istri bareng si kecil juga ke bandara Internasional Chubu(Centrair),Jalan2 kok ke bandara:D..hehe..Itung-itung sekalian jemput istrinya mas Dani,mungkin lebih tepat dibilang sebaliknya,jemput istri temen yang baru dari Indonesia itung-itung sekalian jalan..hehe.

Biasanya kalau ke bandara chubu selalu ngejar penerbangan pagi,selalu terburu-buru dan nggak sempat menikmati perjalanan,apalagi bawa koper gede-gede.Nah senin kemarin,cuma jemput nggak repot bawa barang banyak..naik Densha shiteiseki lagi(KA listrik reserved seat):D.Jadi sempat foto-fotoan dalam KA,pemandangan selama perjalanan juga enak dipandang.

Refreshing yang cukup berarti,apalagi di musim dingin seperti sekarang yang banyak ngabisin waktu di ruangan dan males keluar.Kalau jalan-jalan pakai kereta api,spacenya luas,pemandangan di luar juga bisa dinikmati dari jendela KA,apalagi bawa istri dan si cantik Raisha..kaiteki desu:D

Ada sedikit yang kurang,Raisha diperjalanan ternyata masih ngantuk berat karena harus dibangunin pagi-pagi,nggak sempat mandi lagi:)..apalagi malemnya sempat panas badannya,masih lemes,ngeeek..ngeek..rewel..hehe..

Sudah sampai di bandara,masih belum smangat juga,tapi mau juga diajak main sama ayahnya pakai kereta dorong buat barang..:D

img_09521 img_0971 Sepulangnya dari bandara,banyak mengalami trouble😦 karena miss schedule,kurang persiapan,terus rencana tak terduga juga ada..akhirnya puter sana puter sini di Nagoya,kelelahan bareng sekeluarga,nggak terasa sampai sore akhirnya jadwal perjalanan saya selanjutnya dibatalkan.

Walaupun agak lelah,tetapi cukup menjadi refreshing buat saya:)

Sesuai dengan motto saya,refreshing itu penting,dan refreshing itu tidak harus pergi ke tempat yang indah,makan yang enak,bermain maupun belanja..tapi refreshing itu juga bisa didapat dengan cara menikmati setiap perjalanan yang kita lalui,karena di situ pasti ada hal baru yang sangat menarik.

omakeni..

img_09611

Gagat sukmono

Raisha`s papa

Apa Tema anda tahun ini?

photo “Tema”Saya tahun 2008 kemarin adalah “Hansei”ditulis dalam kanji jepang seperti ini ”反省”,yang artinya mengakui kesalahan,melihat kekurangan dan kelebihan kemudian beranjak ke arah perbaikan.

Untuk tahun ini(2009),saya mengangkat tema “seichou” kanjinya seperti ini”成長”,artinya tumbuh berkembang.Menerapkan kelebihan-kelebihan menjadi lebih riil,dan terus dibarengi dengan perbaikan kekurangan-kekurangan yang ada.

Dua tema ini punya satu titik persamaan yaitu “Perbaikan diri”,memperkuat pondasi sebelum melangkah lebih jauh,sepertinya ini jalan cepat untuk menempuh kesuksesan sejati.Seperti kata Profesor saya,”Kiso o yarisugi nante nai yo”,”Tidak ada kata berlebihan untuk belajar yang dasar”.

Ini juga penting untuk diperhatikan sahabat-sahabat saya semuanya.Sudah banyak rekan saya yang bosan lebih dulu untuk membahas tentang”perbaikan diri”,kapan majunya?Kata mereka.Tapi nyatanya mereka anjlok sebelum kaki menjejak lagi di langkah pertama,kebanyakan Hot-hot chicken S**t.

Tema ini nantinya baru kita dukung dengan target-target yang lain.Semuanya itu disesuaikan dengan kondisi masing-masing.Banyak rekan yang sudah maju dan mengetahui potensi dirinya,sudah terbiasa dengan disiplin diri yang baik,tentunya wajar untuk membuat target besar..Tapi,bagi orang-orang seperti “saya” yang masih sering berantakan:D,ada baiknya memperkuat dan memperindah pondasi diri dulu.

Yo wes mari kita bergegas,kata guru SMA saya dulu yang masih terngiang sampai sekarang”Yang penting apanyaa..?Pelaksanaanya”

Belajar..belajar..belajar..amalkan..:D

Gagat sukmono

Foto http://actuallyworks.org/nl/